Baja Ringan, Solusi Tepat Untuk Kontruksi Atap | AGORA DESIGN BALI

Dari segi umur pakai, struktur baja ringan diyakini mempunyai kelebihan. Begitu juga dalam hal kekuatan. Dibandingkan dengan struktur dari kayu, baja ringan mempunyai karakteristik yang berbeda. Dalam konstruksi, struktur dari kayu memerlukan ukuran yang lebih besar, terutama ketebalan profil, dibandingkan dengan struktur baja ringan.

(Baca juga "memasang tangki air di rumah") 

Selain itu, dengan sifatnya yang ringan namun kuat, proses pembangunan konstruksi akan jadi lebih mudah. Tentu saja, dibutuhkan tenaga berpengalaman dalam memasang struktur dari baja ringan. Selain itu, sifat struktur kayu yang lebih mudah terbakar, tidak tahan serangan rayap, pengerjaan konstruksi membutuhkan banyak pekerja dengan waktu pengerjaan yang lama, dan juga mengalami proses muai-susut yang lebih besar dibandingkan dengan rangka baja, membuat orang mulai menjadikan rangka baja ringan sebagai pilihan pertama.

Perkembangan bahan baku logam dalam konstruksi bangunan tak lepas dari teknik besi tuang dan besi tempa. Pada 1777-1850, lengkungan, batang, silinder untuk keperluan konstruksi, misalnya jembatan, dibuat dengan teknik tuang dan tempa.

Sampai pada 1851, Henry Bessemer, menemukan cara menghilangkan kotoran dari besi dengan oksidasi, yaitu dengan meniupkan udara melalui besi cair. Proses ini juga mempertahankan suhu besi sehingga bisa tetap cair. Sejak saat itu, penggunaan besi dan turunannya dalam dunia konstruksi semakin luas.  Sejak 1890 sampai saat ini, kedudukan besi tempa dalam konstruksi sudah digantikan baja, dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini.

Aplikasi baja ringan tak hanya ke atap, namun sudah bisa ke seluruh bagian bangunan seperti rangka laintai dan dinding. Hanya saja, untuk pemasangan rangka baja ini harus oleh orang yang sudah memperoleh pelatihan. Sebelum mengaplikasikan konstruksi baja ringan, desain konstruksi dibuat melalui perangkat lunak khusus dengan akurasi tinggi yang memenuhi standar internasional. Ini salah satu keunggulan baja ringan dibandingkan struktur dari kayu, karena tingkat presisinya sempurna.

Kelemahan rangka baja adalah kemampuan menyerap panasnya yang kecil. Sehingga, temperatur di dalam ruangan pada saat panas terik menjadi lebih tinggi. Sejatinya, ada empat faktor yang mempengaruhi temperatur udara di dalam ruangan, yaitu:

  1. Orientasi bangunan terhadap matahari
  2. Penghalang eksternal dari sinar matahari, misalnya pepohonan
  3. Desain bangunan, terutama ventilasi dan kerapatan celah pintu dan jendela
  4. Warna dan bentuk permukaan dinding.

Faktor terakhir, bahan dan warna konstruksi bangunan yang dipakai amat mempengaruhi. Untuk mengatasinya, tentu pertimbangan warna yang lebih cerah bisa dipakai. Warna cerah dan mengilap tidak terlalu banyak menyerap panas, sehingga panas yang memapar bisa dipantulkan lebih banyak. Namun jika tetap ingin menggunakan rangka baja dengan warna yang lebih gelap, bisa juga digunakan lapisan yang mengkilap, seperti alumunium foil, di sisi bagian bawah, sehingga  panas terserap dan tidak memapar ke orang yang ada di dalam bangunan.

sumber : http://intisari.grid.id/Techno/Science/Rangka-Baja-Ringan-Solusi-Tepat-Konstruksi-Kuat