Penerapan konsep unfinished erat kaitannya dengan material alam, seperti batu alam, logam, semen, juga kayu. Material-material tersebut dibiarkan polos tanpa ditutupi material lain ataupun dicat. Ya, pesonanya muncul justru karena tampilannya yang apa adanya. Begitu juga dengan pemakaian kayu pada rumah. Sebisa mungkin, guratan khas kayu terlihat jelas sehingga kesan alaminya terasa.
Siapa yang tidak terpikat dengan kayu? Material yang satu ini memang selalu punya penggemarnya sendiri. Warnanya yang natural sehingga cocok dipadukan dengan warna apapun atau material lain. Tidak hanya eksis untuk furnitur saja, kayu juga banyak dilirik untuk bangunan rumah. Kesan hangat yang dimunculkan adalah hal yang paling dicari.
Namun, menggunakan kayu pada konsep unfinished, ternyata banyak tantangannya. Perawatan dan pemeliharaan kayu memang khusus. Dari cara mengelapnya saja pun tak bisa sembarang. Harus di-coating secara berkala jika ingin awet dan bagus tampilannya.
Perawatan yang Tepat
Menggunakan kayu sebagai material untuk interior dan eksterior diperlukan perawatan mumpuni. Tidak boleh sembarang karena akan mempengaruhi kekuatan dan keawetannya. Perlunya memilih cat (finishing) yang tepat, dan lebih baik melakukan perawatan berkala secara teratur karena ada jenis kayu yang tiap tahun selalu muncul retakan pada lapisan luarnya.
Untuk kasus ini (retakan pada lapisan luar kayu), harus dilakukan pengecatan ulang, satu lapis saja supaya air tidak masuk ke kayu melalui retakan baru tersebut. Untuk daerah yang berpotensi dengan serangan rayap, kayu dan tanah sebaiknya dilindungi dengan antirayap.
Agar Aplikasi Finishing Sukses
Tak hanya jenis finishing yang harus tepat, namun teknik pengaplikasiannya pun harus benar. Inilah langkahnya:
1. Persiapkan permukaan kayu, bebaskan kayu dari air dan debu serta kotoran.
2. Gunakan alat pengecatan yang baik.
3. Aplikasikan dengan metode yang benar.
4. Pilih jenis finishing yang tepat.
5. Pakai tukang yang terampil.
6. Lakukan pengecatan saat kondisi lingkungan mendukung (tidak berdebu, terlalu panas, atau terlalu lembab).
Mengenal Finishing Kayu
Berkembangnya teknologi membuat kita lebih memiliki banyak pilihan untuk mempercantik kayu. Berikut 4 bahan finishing kayu, peruntukan, kelebihan, dan kekurangannya.
1. Melamine
(+) Kelebihan: biaya yang lebih murah dan hasil akhir dari finishing terlihat lebih alami, mewah, dan lebih halus.
(-) Kekurangan: bau bahan yang menyengat, tidak tahan benturan, proses pengaplikasian yang kurang praktis, sulit dilapis ulang, dan memiliki reaksi terhadap panas. Apabila meletakkan sajian panas pada permukaan meja dengan finishing melamine, akan menimbulkan noda.
2. Polyurethane (PU)
(+) Kelebihan: tidak berbau, tampilan akhir yang alami karena menonjolkan gurat kayu, dapat digunakan untuk eksterior dan interior rumah karena tahan terhadap paparan cuaca, dan tahan terhadap air dan panas.
(-) Kekurangan: biayanya yang relatif mahal dan cara pengaplikasiannya yang masih terbilang rumit.
3. NC Lacquer
(+) Kelebihan: bahan pembuatnya cukup ramah karena dari getah pohon, tidak memiliki bau yang menyengat, pengaplikasiannya mudah, cepat kering, tahan terhadap air, dan guratan kayu pada furnitur tetap terlihat.
(-) Kekurangan: tidak tahan terhadap goresan dan benturan.
4. Politur
(+) Kelebihan: mudah diaplikasikan, menghasilkan permukaan kayu yang mengkilap, menonjolkan serat kayu, menjaga ketahanan kayu dari pengaruh cuaca sehingga dapat diaplikasikan di luar ruang.
(-) Kekurangan: karena memiliki warna coklat kekuningan, jenis finishing ini akan memengaruhi warna tampilan akhir dan cepat memudar.
(Disadur dari: Idea edisi 166 / XIV / Maret 2017)